Haul
dalam pembahasan ini diartikan dengan makna setahun. Jadi peringatan
haul maksudnya ialah suatu peringatan yang diadakan setahun sekali
bertepatan dengan wafatnya seseorang yang ditokohkan oleh masyarakat,
baik tokoh perjuangan atau tokoh agama/ulama kenamaan.
Tujuan Diadakannya Peringatan Haul
Peringatan
haul ini diadakan karena adanya tujuan yang penting yaitu mengenang
jasa dan hasil perjuangan para tokoh terhadap tanah air, bangsa serta
umat dan kemajuan agama Allah, seperti peringatan haul wali songo, para
haba'ib dan ulama besar lainnya, untuk dijadikan suri tauladan oleh
generasi penerus.
Rangkaian Kegiatan yang dilaksanakan dalam Acara Haul
a. Ziarah ke makam sang tokoh dan membaca dzikir, tahlil, kalimah thayyibah serta membaca Al-Qur’an secara berjama’ah dan do’a bersama di makam;
b. Diadakan majlis ta'lim, mau'idzoh hasanah dan pernbacaan biografi sang tokoh/manaqib seorang wali/ulama atau haba’ib;
c. Dihidangkan sekedar makanan dan minuman dengan niat selamatan/shodaqoh ‘anil mayit.
Hukum Mengadakan Peringatan Haul
Selama
dalam peringatan haul itu tidak ada hal yang menyimpang dari tujuan
sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi atau yang difatwakan oleh para
ulama, maka haul hukumnya jawaz (boleh).
Jadi, salah besar jika ada orang yang mengatakan bahwa secara mutlak
peringatan haul itu hukumnya haram atau mendekati syirik.
Dalil diperbolehkannya Peringatan Haul
Berikut ini ada beberapa dalil syar’i yang berkaitan dengan masalah peringatan haul dengan serangkaian mata acaranya.
a. Hadits riwayat Imam Waqidi sebagaimana yang tersebut dalam kitab Nahjul Balaghoh hal. 399
كان
رسول الله صلى الله عليه وسلم يزور قتلى أحد في كل حول، وإذا لقاهم بالشعب
رفع صوته يقول : السلام عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار. وكان أبو بكر
يفعل مثل ذلك وكذلك عمر بن الخطاب ثم عثمان بن عفان رضي الله عنهم. [رواه
الواقدي]
Artinya:
“Adalah Rasulullah SAW. berziara
ke makam syuhada’ Uhud pada setiap tahun. Dan ketika beliau sampai di
lereng gunung Uhud beliau mengucapkan dengan suara keras “semoga
kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu berkat kesabaranmu, maka alngkah
baiknya tempat kesudahan”. Kemudian Abu Bakar, Umar bin Khatthab dan
Utsman bin ‘Affan juga melakukan seperti tindakan Nabi tersebut”.
b. Hadits riwayat Imam Thabrani dan Imam Baihaqi :
ما جلس قوم يذكرون الله تعالى فيقومون حتى يقال لهم قوموا قد غفر الله لكم ذنوبكم وبدلت سيئاتكم حسنات. [رواه الطبراني والبيهقي]
Artinya :
“Tiada
suat kaum yang berkumpul dalam satu majelis untuk berdzikir kepada
Allah kemudian mereka bubar sehingga diundangkan kepada mereka “bubarlah
kamu”, sungguh Allah telah mengampuni dosa-dosamu dan
kejahatan-kejahatanmu telah diganti dengan kebaikan-kebaikan”. (HR.
Thabarani dan Baihaqi)
c. Hadits riwayat Imam Dailami :
ذكر
الأنبياء من العبادة وذكر الصالحين كفارة، وذكر الموت صدقة، وذكر القبر
يقربكم إلى الجنة. [رواه الديلمي] اهـ الجامع الصغير : 158
Artinya :
“Menyebut-nyebut
para Nabi itu termasuk ibadah, menyebut-nyebut para shalihin itu bisa
menghapus dosa, mengingat kematian itu pahalanya seperti bersedekah dan
mengingat alam kuburitu bisa mendekatkan kamu dari surga”. (HR. Dailami)
d. Fatwa Ulama (Syaikh Abdur Rahman al-Jaziri) dalam kitabnya al-fiqih ala madzahibil arba’ah :
وينبغي
للزائرالاشتغال بالدعاء والتضرع والاعتبار بالموتى وقراءة القرآن للميت،
فإن ذلك ينفع الميت على الأصح. اهـ [الفقه على مذاهب الأربعة 1/540]
Artinya :
“Sangat
dianjurkan bagi orang yang berziarah kubur untuk bersungguh-sungguh
mendo’akan kepada mayit dan membaca Al-Qur’an untuk mayit, karena semua
itu pahalanya akam bermanfaat bagi mayit. Demikian itu menurut pendapat
ulama yang paling shahih”.
Memang
begitulah doktrin Ahlussunnah wal Jamaah tentang ziarah kubur dan haul.
Kedua-keduanya merupakan salah satu dari sekian banyak cabang amalan qurbah
yang dianjurkan dalam agama. Namun dibalik itu ada hal yang patut
disayangkan karena di dalam pelaksanaannya sering terjadi kemaksiatan
yang sangat mencolok yang dilakukan oleh warga kita sewaktu menghadiri
acara tadi, yakni berbaurnya kaum laki-laki dan perempuan dalam satu
tempat : di sarean sewaktu mereka berziarah kubur, berjubel-jubel dalam
satu ruangan sewaku hadir pada acara haul atau berjejal-jejal dalam satu
kendaraan (truk) yang mengangkat sewaktu mereka berangkat dan pulang
dari tempat acra dll.
Maka
alangkah bijaknya jika masing-masing oknum, baik panitian atau warga
yang hadir mau memperhatikan fatwa ulama klasikk yang menaruh rasa
saying kepada umat dengan maksud agar amaliyh mereka ini tidak tercemar
denan noda-noda kemaksiatan.
Tersebut dalam kitab Al-Fatawil Kubro juz II hal 24 :
(وسئل)
رضي الله عنه عن زيارة قبور الأولياء في زمن معين مع الرحلة إليها هل يجوز
مع أنه يجتمع عند تلك القبور مفاسد كثيرة كاختلاط النساء بالرجال وإسراج
السرج الكثيرة وغير ذلك (فأجاب) بقوله : زيارة قبور الأولياء قرية مستحبة
... إلى أن قال : وما أشار إليه السائل من تلك البدع أوالمحرمات، القربات
لا تترك لمثل ذلك بل على الإنسان فعلها وإنكار البدع بل وإزالتها إن أمكنه.
وقد ذكر الفقهاء في الطواف المندوب فضلا عن الواجب أنه يفعل ولو مع وجود
النساء وكذا الرمل، لكن أمروه بالبعد عنهن وينهى عما يراه محرما، بل ويزيله
إن قدر كما مر. اهـ
Artinya :
“Syaikh
Ibnu Hajar ditanya tentang ziarah kubur para wali pada saat tertentu
dan menuju ke kuburan itu, apakah itu diperbolehkan, sedangkan di situ
terjadi banyak mafsadah/kemaksiatan, seperti berbaurnya kaum laki-laki
dan perempuan, menyalakan lampu dalam jumlah yang banyak dan lain
sebaigainya. Beliau menjawab : ziarah kubur para wali adalah suatu amal
kebaikan yang dianjurkan ….. sampai kata-kata kiyai mushonnif : apa yang
diisyaratkan oleh si penanya berupa tindakan bid’ah atau hal-hal yang
diharamkan, jangan menjadi sebab ditinggalkannya kebaikan tersebut. Bagi
seseorang tetaplah melakukannya dan ingkar/benci terhadap pelanggaran
dan menghilangkannya, kalau memang memungkinkan. Para fuqaha’
menyebutkan mengenai thawaf sunat apalagi thawaf wajib agar dilakukan
walaupun di situ ada banyak perempuan demikian pula lari-lari kecil.
Namun mereka memerintahkan agar menjauh dari para perempauan tersebut.
Demikian pula ziarah kubur tetap dilakukan akan tetapi jauhilah
(berdesak-desakan dengan) kaum wanita dan cegahlah dan kalau bisa
hilangkanlah hal-hal yang diharamkan seperti keterangan yang telah
lewat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar