Apakah Benar Ibnu Taimiyah Ahli Dalam Ilmu Hadis? (1)
Apa benar Ibnu Taimiyah seperti yang dibanggakan para pengikut dan muqallidnya bahwa ia pakar yang mumpuni dalam ilmu hadis?
Atau
ia seperti yang disifati para penentangnya dan menentang cara dan metode
keberagamannya dan sikapnya terhadap Sunnah Nabi saw., ia adalah
seorang yang gegabah dalam menyikapi Sunnah dan menjadikan hawa nafsunya
sebagai imam dan penentu?
Sajian di bawah ini akan membuktikan mana dari kedua penilaian di atas yang sesuai dengan realita dan kenyataan sebenarnya!
Ikuti terus sajian kami kali ini!
Tentang Hadis Tawassul Kepada Nabi Muhammad saw. dalam Berdo’a.
Ibnu Taimiyah menukil
beberapa hadis dari beberapa sahabat dan tabi’în yang ia akui
keshahihannya tentang bertawassul kepada Nabi saw. dalam berdo’a,
seperti do’a yang terkenal yang diajarkan Nabi saw.kapada seorang
sahabat beliau saw.:
اللهم إني أتوجه إليكبنبيك نبي الرحمة، يا محمد إني أتوجه بك إلى ربك وربي يرحمني مما بي.
“Ya Allah, aku menghadap
kepada-Mu dengan Nabi-Mu, nabi pembawa rahmat. Wahai Muhammmad, aku
menghadap denganmu kepada Tuhanmu dan Tuhanku agar Dia merahmatiku dari
apa yang sedang aku hadapi.”
Dan redaksi lain semisalnya.
Ibnu Taimiyah juga
menukil dari para ahli hadis seperti al Baihaqi, Ibnu as Sunni dan ath
Thabarani bahwa para Salaf (yang tak henti-hentinya diaku kaum
Wahhabiyah sebagai panutan mereka) bahwa mereka telah mempratekkan dan
mengamalkannya.
Setelahnya Ibnu Taimiyah berkata:
ورويفي ذلك أثر عن بعض السلف، مثل ما رواه ابن أبي الدنيا في كتاب (مجانيالدعاء)… فهذا الدعاء ونحوه قد روي أنه دعا به السلف، ونقل عن أحمد بنحنبل في (منسك المروزي)التوسل بالنبي(ص)فيالدعاء.
“Dalam hal ini telah
diriwayatkan dari sebagian kaum Salaf, seperti apa yang diriwayatkan
Ibnu Abi ad Dunya dalam kitab Majâni ad Du’â’… dan do’a ini dan
semisalnya telah dipraktikkan para Salaf. Dan telah dinukil dari Ahmad
ibn Hanbal dalam Mansak-nya al Marwazi disyari’atkannya bertawassul dengan Nabi saw. dalam berdo’a.” (Baca at Tawassul wa al Wasîlah karya Ibnu Taimyah:105-106)
Akan tetapi anehnya dalam halaman-halaman pertama dalam kitab tersebutberkata:
إن أحدا من الصحابةوالتابعين لهم بإحسان وسائر المسلمين لم يطلب من النبي (ص)بعد موته أنيشفع له! ولا سأله شيئا! ولا ذكر ذلك أحد من أئمةالمسلمين في كتبهم!!
“Tidak seorang pun dari
sahabat, tabi’în dan seluruh kaum Muslimin ada yang meminta dari Nabi
saw. setelah fawatnya agar beliau memberikan syafa’at untuknya! Tidak
pula meminta sesuatu, dan tidak pernah disebut oleh seorang pun dari
para imam kaum Muslimin dalam buku-buku mereka!!” (At-Tawassul:1)
Abu Salafy berkata:
Lalu kemanakah ia buang
hadis-hadis yang ia nukil dan ia shahihkan sendiri dari Imam Ahmad, Ibnu
Abi ad Dunya, Ibnu As Sunni, al Baihaqi dan ath Thabarani? Bukankah
Ibnu Taimiyah sendiri yang mengakui bahwa demikianlah praktik kaum
Salaf?!
Tapi, bukanlah Ibnu
Tamiyah kalau tidak gemar memalsu! Bukan Ibnu Tamiyah kalau tidak
menentang kebenaran jika kebenaran itu berseberangan dengan hawa
nafsunya.
Allah SWT berfirman:
أَ رَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلهَهُ هَواهُ أَ فَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكيلاً.
“Terangkanlah
kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.
Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya.” (QS. Al Furqân; 43)
Bukankan Ibnu Taimiyah itu seorang yang berilmu?
Jawabnya, ya!! Lalu mengapakah dia bersikap begitu?
Jawabnya ada dalam firman Allah SWT di bawah ini:
أَ
فَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلهَهُ هَواهُ وَ أَضَلَّهُ اللَّهُ عَلى
عِلْمٍ وَ خَتَمَ عَلى سَمْعِهِ وَ قَلْبِهِ وَ جَعَلَ عَلى بَصَرِهِ
غِشاوَةً فَمَنْ يَهْديهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَ فَلا تَذَكَّرُونَ (23)
“Maka
pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah
telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas
penglihatannya Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah
(membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.” (QS. Al Jâstiah;23)
Jadi
apabila hawa nafsu dijadikan oleh seseorang sebagai tuhannya yang akan
menetukan arah dan kecendrungannya maka tidak ayal lagi semua kebenaran
yang tidak sejalan dengan selara nafsunya pasti akan ia bantah dan
bantai!
Segamblang
apapun dalil-dalil kebenaran di hadapan matanya pasti akan dengan
mudahnya ia tolak dan bantah! Ia carikan seribu satu alasan untuk
membatalkannya!
Itulah Ibnu Taimiyah!!! Imam besarnya kaum Wahhabiyah “Pemurni ajaran tauhid”!!
Kepalsuan Ibnu Taimiyah (2)
Apakah Benar Ibnu Taimiyah Ahli dalam Ilmu Hadis? (2)
Ziarah Makam Suci Nabi Muhammad saw. dan makam-makam suci para nabi as. dam kaum Shaleh ra.
Ibnu taimyah berkata:
ليس عن النبي (ص) في زيارة قبره ولا قبر الخليل حديثا ثابتا أصلا.
“Tidak ada satu hadispun yang tetap dari Nabi saw. tentang ziarah makamnya dan makan Khalih (Nabi Ibrahim as.).” (Baca kitab az Ziyârah; Ibnu Taimiyah:12-13)
Dalam kesempatan lain ia berkata:
والأحاديث الكثيرة المروية في زيارة قبره كلها ضعيفة بل موضوعة لم يرو الأئمة ولا أصحاب السنن المتبعة منها شيئا “.
“Dan hadis-hadsi
yang banyak yang diriwayatkan tentang ziarah kuburan Nabi seluruhnya
lemah bahkan palsu. Tidak satupun yang diriwayatkan oleh para imam dan
penulis kitab-kitab Sunan yang diikuti.” (Az Ziyârah; Ibnu
Taimiyah:22-23)
Sementara itu Ibnu
Taimiyah dalam dua kesempatan menukil hadis shshih dari Rasulullah saw.
yang diriwayatkan Imam Ibnu Mâjah dan ad Dârquthni dalam dua kitab
Sunan mereka.
Rasulullah saw. bersabda:
”من زارني بعد مماتي كأنما زارني في حياتي “
“Barang siapa menziarahiku setelah wafatku maka seperti menziarahiku di masa hidupku.”
Walaupun kemudian ia –seperti kebiasaan lamanya- berbalik mengingkarinya dan berkata:
“Tidak seorang pun dari para imam tentang ziarah satu atsar pun dan tidak pula datang dalam kitab Sunan!”
Masihkah ada
keraguan bahwa Ibnu Taimiyah –Imam besarnya kaum Wahhabiyah- termasuk
yang gemar menipu, memalsu dan membodohi kaum awam dengn mengaku ini dan
itu?!
Mengapakah ia
harus berbohong? Memalsu? Menipu? Dan mengaku-ngaku bahwa tidak ada
seorang pun dari para imam dan penulis Sunan yang meriwayatkannya?
أَفَكُلَّمَا
جَاءَكُمْ رَسُوْلٌ بِمَا لاَ تَهْوَى أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ
فَفَرِيْقاً كَذَّبْتُمْ وَ فَرِيْقاً تَقْتُلُوْنَ.
“Apakah
setiap rasul datang kepada kalian dengan membawa misi yang tidak sesuai
dengan keinginan kalian lalu kalian bertindak angkuh; sebagian dari
(para rasul itu) kalian dustakan dan sebagian (yang lain) kalian
bunuh?.” (QS. Al Baqarah;87)
Apakah setelah
bukti-bukti nyata berupa hadis-hadis shahih dari Nabi saw., mereka tetap
menolaknya dan mengatakan, ‘apa yang kamu bawakan itu itu kepalsuan
belaka’?
Mengapakah hawa nafsu begitu menguasai jiwa-jiwa dan pikiran kaum penentang?
فَلَمَّا جاءَتْهُمْ آياتُنا مُبْصِرَةً قالُوا هذا سِحْرٌ مُبينٌ.
“Maka tatkala mukjizat- mukjizat Kami yang jelas itu sampai kepada mereka, berkatalah mereka:”Ini adalah sihir yang nyata”.” (QS. An naml;13(
(Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar