Rabu, 23 September 2015

DR. Ahmad Karimah: Ikhwan dan Salafi Berusaha Tutup Al-Azhar (Wawancara Eksklusif)


DR. Ahmad Karimah: Lawan Paham Radikal, Al-Azhar Harus Gunakan Televisi (Wawancara Eksklusif, bagian 2)
Tulisan DR. Ahmad Karimah, Guru Besar Syariah Islam Universitas Al-Azhar Kairo.
Dgn adanya Bughot di Libya dan Suriah, membuat saya semakin yakin bahwa ada kalangan Khawarij / Takfiri yang meski ucapannya tentang Al Qur’an dan Hadits amat bagus, namun mudah mengkafirkan/menganggap sesat sesama Muslim yg bersyahadah, Ahli Kiblat, dan Sholat untuk kemudian membunuhnya.
Bedanya adalah ada yang caranya kasar dan jelas terlihat. Ada pula yang begitu halus sehingga banyak orang tak menyadarinya.
Dari tahun 1980 sudah 2,6 juta Muslim yg terbunuh akibat ulah adu-domba Khawarij ini di Iraq, Iran, Afghanistan, Pakistan, Libya, Suriah, dsb. Sementara AS dan Israel relatif aman dari tangan mereka.
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya diantara ummatku ada orang-orang yang membaca Alquran tapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya. Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti aku akan bunuh mereka seperti terbunuhnya kaum Aad. (Shahih Muslim No.1762)
Hadis riwayat Ali ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Di akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah akal. Mereka berbicara dengan pembicaraan yang seolah-olah berasal dari manusia yang terbaik. Mereka membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama, secepat anak panah meluncur dari busur. Apabila kalian bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mereka, karena membunuh mereka berpahala di sisi Allah pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.1771)
سيخرج في آخر الزمان قوم أحدث الأسنان سفهاء الأحلام
“Akan keluar di akhir zaman suatu kaum yang usia mereka masih muda, dan bodoh, mereka mengatakan sebaik‑baiknya perkataan manusia, membaca Al Qur’an tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka. Mereka keluar dari din (agama Islam) sebagaimana anak panah keluar dan busurnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
يخرج قوم من أمتي يقرئون القرآن يحسبون لهم وهو عليهم لاتجاوز صلاتهم تراقيهم
“Suatu kaum dari umatku akan keluar membaca Al Qur’an, mereka mengira bacaan Al-Qur’an itu menolong dirinya padahal justru membahayakan dirinya. Shalat mereka tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka.” (HR. Muslim)
يحسنون القيل ويسيئون الفعل يدعون إلى كتاب الله وليسوا منه في شيء
“Mereka baik dalam berkata tapi jelek dalam berbuat, mengajak untuk mengamalkan kitab Allah padahal mereka tidak menjalankannya sedikitpun.” (HR. Al-Hakim)
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/01/19/ciri-khawarij-tak-mengamalkan-al-quran-dan-membunuh-muslim/

DR. Ahmad Karimah: Ikhwan dan Salafi Berusaha Tutup Al-Azhar (Wawancara Eksklusif)

 Kemenangan ‘Islamiyyin’ dalam panggung politik Mesir tidak serta merta menggoreskan cerita indah yang enak dilihat. Banyak kalangan Islam sendiri yang gusar dengan ‘politik Islam’ yang coba ditampilkan oleh sebagian politisi yang mengusung jargon ‘Syariat Islam’. Al-Azhar sebagai institusi Islam terbesar di Mesir dan simbol Islam moderat, sering merasa terganggu dengan tindak-tanduk dan pemahaman dangkal kalangan ‘Islamiyyin’ yang terjun ke panggung politik, terhadap Islam itu sendiri.
DR. Ahmad Karimah, Guru Besar Syariah Islam Universitas Al-Azhar Kairo, adalah salah satu pioner kontemporer dalam menangkis gerakan Islam radikal di Mesir. Harian al-Wafd berhasil mewancarai beliau secara eksklusif.
A: Bagaimana Anda membaca panggung politik saat ini?
B: Politik Mesir saat ini serba tidak pasti dan tidak jelas visinya karena kurangnya kejujuran dan transparansi serta tidak ada program dan rencana riil yang dapat memberi nilai plus untuk agama dan tanah air.
A: Apa penilaian Anda terhadap kinerja Presiden Morsi?
B: Saya bukan politisi dan saya tidak dekat dengan para pengambil kebijakan. Penilaian kinerja ini seharusnya ditanyakan kepada lembaga-lembaga negara yang memiliki landasan dan laporan sehingga dapat digunakan untuk menilai secara faktual, bukan hanya sekedar formalitas. Terkait masalah ini, penilaian seseorang secara personal merupakan sebuah kesalahan. Dia bisa berbuat zalim terhadap obyek penilaiannya, atau malah bersikap basa-basi dengan melontarkan pujian kosong. Sebuah bangsa dan negara yang kuat tidak mungkin dibangun dengan kedua sikap salah seperti ini.
A: Bagaimana kinerja pemerintah pimpinan DR. Hisham Qandil?
B: Tidak begitu baik. Mereka dituduh tunduk pada kelompok tertentu yang tidak memiliki keahlian yang cukup untuk kemajuan negeri ini. Ini bukan hanya sekedar omong kosong, namun realitasnya memang demikian. Krisis merajalela, bencana terjadi silih berganti, dan sikap utamanya adalah keras kepala.
A: Apa maksud Anda dengan keras kepala?
B: Sikap politiknya sama persis dengan sikap rezim sebelumnya (era Hosni Mubarak, red) tidak berubah sama sekali. Tidak ada seorang pun dari mereka yang ingin mendengarkan pendapat orang lain. Dia hanya mendengarkan pendapat dirinya sendiri. Sikap inilah yang dipegang oleh Partai yang berkuasa saat ini. Tidak ada perbedaan antara partai penguasa tersebut dengan Partai Nasional pimpinan Hosni Mubarak dalam sikap politiknya. Ada orang-orang di pemerintahan yang tidak cocok untuk mengemban amanah di masa transisi yang memerlukan sosok-sosok berkualitas dan berpengalaman, bukan orang-orang yang hanya sekedar jujur dan mampu membagi-bagikan harta rampasan perang. Beberapa tragedi yang terjadi sudah sangat jelas menegaskan bahwa saat ini Mesir telah menjadi ‘harta rampasan perang’ yang dapat dibagi-bagikan sebagai hadiah.
A: Bagaimana Anda melihat kinerja Jamaah Ikhwanul Muslimin dan Mursyidnya?
B: Saya tidak tahu, apakah yang Anda maksud kinerja dakwah atau kepentingan publik. Terkait urusan Islam, ada sikap yang kontradiktif dan inkonsisten, dengan bukti adanya pinjaman ribawi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, serta kurangnya penghormatan kepada Al-Azhar. Adapun terkait kepentingan publik, tidak ada dampak positif yang dirasakan oleh rakyat jelata. Di era rezim Ikhwanul Muslimin, Mesir berada di bawah dua kekuatan, pedagang agama dan pedagang negara. Keduanya saling berlomba-lomba.
A: Bagaimana Anda melihat kejadian yang menimpa Al-Azhar saat ini?
B: Al-Azhar mengalami hinaan yang belum pernah terjadi dalam sejarahnya, kecuali pada masa Napoleon Bonaparte ketika dia menyerbu Al-Azhar dengan pasukannya. Dan di masa rezim Ikhwanul Muslimin saat ini, para kader mereka menyerbu kantor Grand Shaikh Al-Azhar dengan membawa spanduk penghinaan terhadap Grand Shaikh Al-Azhar DR. Ahmad Tayeb, dan mengepung kantor DR. Osama al-Abd Rektor Universitas Al-Azhar. Ditambah lagi fakta yang terjadi beberapa waktu lalu saat ada acara kenegaraan di Universitas Kairo, salah satu pemimpin Ikhwanul Muslimin tidak meletakkan kursi khusus yang biasa digunakan pemerintah untuk menyambut Grand Shaikh Al-Azhar.  Itu belum lagi, berbagai pernyataan pedas DR. Oryan (anggota dewan dari partai bentukan IM, red) di MPR yang terus mendiskreditkan Al-Azhar.
A: Apa tujuan Ikhwan terus menerus menyerang Al-Azhar?
B: Tujuannya untuk memperkuat basis politiknya. Sekarang ini, Al-Azhar sudah menjadi target untuk dikuasai agar tunduk kepada Ikhwanul Muslimin, dan menduduki pos-pos tertinggi di instansi Al-Azhar.
A: Bagaimana menurut Anda terkait kejadian keracunan mahasiswa di asrama Al-Azhar?
B: Insiden keracunan tersebut telah dimanfaatkan untuk kepentingan politik, demi mengkriminalisasi Grand Shaikh Al-Azhar, Rektor Universitas Al-Azhar, dan para petinggi Al-Azhar lainnya.
A: Apa bukti semua itu?
B: Buktinya adalah adanya upaya melibatkan langsung Grand Shaikh Al-Azhar dan Rektor Universitas dalam insiden keracunan tersebut. Padahal seharusnya yang dilibatkan adalah DR. Hosam Qandil (Perdana Menteri). Dimana pemerintah saat terjadi insiden keracunan mahasiswa Universitas Alexandria? Dimana mereka ketika terjadi masalah di Misr International University (MIU)? Mengapa yang terdengar santer hanya insiden keracunan mahasiswa Al-Azhar saja?!!
A: Anda pernah mengatakan bahwa ada kesepakatan rahasia antara Salafi dan Ikhwan untuk melengserkan Grand Shaikh Al-Azhar?
B: Sekarang justru hal itu bukan rahasia lagi. Dulu kesepakatan tersebut memang rahasia pada pertemuan Jamaah Salafi yang dipimpin oleh Yasir Burhami. Akan tetapi karena rekamannya bocor ke publik, maka hal itu sudah menjadi konsumsi publik. Namun sayang sekali, belum ada tindakan hukum untuk mengadili orang-orang yang merendahkan institusi Al-Azhar dan Grand Shaikh Al-Azhar.
A: Bagaimana Anda melihat perbedaan antara Ikhwanul Muslimin dan Salafi akhir-akhir ini?
B: Tidak ada perbedaan antara mereka, karena asas dasar mereka sama. Keduanya telah merampas revolusi Januari. Demikian juga keduanya telah bersikap ekstrim melebihi ajaran Islam. Lebih dari itu, Ikhwan Quthbiyyin (pengagum Sayyid Qutub, red) dan Salafi Wahabi kerap mengafirkan orang-orang yang menentang pendapat mereka.
A: Anda mengatakan bahwa Salafi adalah Khawarij zaman ini, kenapa?
B: Menurut sebuah hadis dari Nabi SAW.: “Akan datang pada akhir zaman suatu kaum yang berumur masih muda dan berpikiran sempit. Mereka senantiasa berkata baik. Mereka keluar dari agama Islam, sebagaimana anak panah lepas dari busurnya. Mereka mengajak manusia untuk kembali kepada Al-Quran, padahal mereka sama sekali tidak mengamalkannya. Mereka membaca Al-Quran, namun tidak melebihi kerongkongan mereka. Mereka berasal dari bangsa kita (Arab). Mereka berbicara dengan bahasa kita (bahasa Arab). Kalian akan merasa shalat kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan shalat mereka, dan puasa kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan puasa mereka.”
A: Menurut Anda, yang membahayakan Al-Azhar itu Ikhwanul Muslimin atau Salafi?
B: Kedua-duanya..karena Ikhwanul Muslimin Quthbiyyin dan Salafi Wahabi adalah Khawarij (keluar) dari barisan golongan mayoritas (sawazul a’zam) umat Islam.
A: Apa yang menyebabkan Anda menangis di salah satu acara televisi?
B: Saya memang hanya bisa menangis..saya menangis demi pemahaman Islam yang benar, serta kondisi Mesir saat ini dan masa depannya. Ikhwanul Muslimin dan Salafi telah berhasil membawa kita semua menjadi bagaikan ‘ghutsa’ sail’, dan sebentar lagi Islam ini akan dianggap asing.
A: Apa yang Anda maksud dengan ghutsa’ sail?
B: Maksudnya adalah buih lautan yang tidak berharga dan diperhitungkan sama sekali oleh musuh, apalagi oleh teman sendiri. Para pemuda yang mengikuti Ikhwan dan Salafi mengetahui Islam hanya jenggot lebat tidak perlu dirapikan, celana cingkrang,  dan terompah. Mereka mengetahui pemikiran Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab, sebagai ganti dari belajar ajaran Rasulullah, para sahabat, dan ahli bait. Demikian juga mereka mempelajari ‘Ushul Isyriin’ (20 Asas Dasar) Hasan al-Banna sebagai ganti dari prinsip-prinsip dasar Islam itu sendiri. Sedangkan maksud dari keterasingan Islam adalah semakin redupnya ajaran Islam yang benar. Kesalahan terbesar Ikhwanul Muslimin dan Salafi adalah mengubah ajaran Islam yang benar.
A: Apakah Anda mengkhawatirkan institusi Al-Azhar?
B: Percayalah kepada saya….saya tidak tidur…. saya tahu bahwa Al-Azhar berada di antara dua konspirasi Ikhwanul Muslimin dan keinginan Salafi untuk menutup Al-Azhar. Institusi Al-Azhar ini sudah berumur seribu tahun. Di tangan mereka, Al-Azhar akan dijadikan museum wisata seperti Piramida dan Sphinx, tanpa ada kegiatan ilmiah dan kosong dari ajaran Islam yang benar dan pengetahuan Islam.
A: Sejak kapan Al-Azhar menjadi sasaran?
B: Al-Azhar menjadi sasaran sudah sejak 40 tahun yang lalu, yaitu sejak akhir masa rezim Anwar Sadat. Upaya ini mulai tampak di akhir masa rezim Hosni Mubarak. Tidak perlu diragukan lagi bahwa mereka akan terus menyempurnakan rencana tersebut dengan cara melemahkan peran Al-Azhar. Dan kami tidak akan pernah lupa bahwa para kader Ikhwanul Muslimin mencemarkan nama baik kampus dengan menyimpan milisi-milisi Khairat Syathir pada tahun 2006 untuk kepentingan militer Ikhwanul Muslimin demi meneror semua kalangan dan menunjukkan akan eksistensi militer mereka. Pada saat itu, DR. Ahmad Thayeb menjabat sebagai Rektor Universitas Al-Azhar menegakkan hukum yang berlaku terhadap milisi-milisi Ikhwanul Muslimin tersebut. Mereka tidak akan pernah lupa kejadian tersebut. Sekarang ini, mereka berusaha untuk membuat perhitungan dan membalas dendam terhadap Grand Shaikh Al-Azhar.
A: Apa sebenarnya tujuan di balik pencemaran nama baik kampus pada waktu itu?
B: Itu hanya salah satu rangkaian untuk meruntuhkan Al-Azhar dan menghilangkan kepercayaan terhadap Al-Azhar baik di dalam negeri maupun luar negeri. Juga untuk menghancurkan nama Al-Azhar dan membentuk opini bahwa Al-Azhar asy-Syarif adalah markas pelatihan militer Ikhwanul Muslimin.
A: Apa pendapat Anda mengenai undang-undang obligasi?
B: Undang-undang obligasi hanyalah analgesik (obat penenang) seperti aspirin yang tidak akan memecahkan persoalan ekonomi negara, terlebih transaksi tersebut terlarang. Karena obligasi tersebut akan membahayakan kedaulatan Mesir. Obligasi tersebut juga akan mengancam penjualan dan penggadaian fasilitas-fasilitas umum milik negara, sehingga generasi yang akan datang tidak akan dapat menikmatinya lagi. Hal itu ditambah lagi pasal-pasal terkait undang-undang obligasi ini tidak begitu jelas.
A: Menurut Anda, apakah undang-undang obligasi tersebut tetap akan dijalankan meski ditentang oleh Dewan Ulama Senior?
B: Undang-undang tersebut akan tetap mereka jalankan, baik Dewan Ulama Senior menyetujui maupuan menolaknya.
A: Apa yang melandasi pernyataan Anda bahwa undang-undang tersebut pasti akan dijalankan?
B: Karena Ikhwanul Muslimin hanya mendengarkan dirinya sendiri. Dan hendaknya orang yang merasa menjadi korban sikap mereka ini, menyesali akan hal itu. Mereka sendiriah yang pertama melanggar konstitusi yang mereka buat.
A: Bagaimana maksudnya?
B: MPR tidak mengalihkan pembuatan rancangan undang-undang obligasi ke Dewan Ulama Senior setelah hal itu dibahas oleh Dewan Ulama Senior. Hal ini merupakan pelanggaran Pasal IV UUD, yang menyatakan kewajiban menyampaikan pasal-pasal terkait syariah kepada Dewan Ulama Senior untuk meminta pertimbangannya. Pelanggaran ini merupakan kesempatan emas bagi Partai an-Nuur (partai salafi, red) untuk menegaskan perlawanannya  terhadap Partai Kebebasan dan Keadilan (partai ikhwan, red). Oleh karenanya, Presiden akhirnya menerima usulan Dewan Ulama Senior. Ikhwan dan Salafi telah gagal dalam tes pertama mereka. Permasalahan mereka sebenarnya adalah sikap ekstrim (menambah) dari ajaran Islam, serta tidak menghormati syariah Islam dan Al-Azhar.
dari wawancara eksklusif DR. Ahmad Karimah dengan harian al-Wafd. Bagi pembaca yang belum membaca bagian pertama, silakan membacanya di sini.
A: Mengapa mereka tidak mendengarkan pendapat oposisi?
B: Ikhwanul Muslimin selama 80 tahun melakukan gerakan bawah tanah. Mereka tidak dapat bekerja secara terang-terangan. Tatkala gerakan ini keluar dari tempatnya yang gelap gulita ke realitas yang terang-benderang, mereka kehilangan fokus dan menjadi buta.
A: Bagaimana Anda melihat cara rezim Ikhwan dalam membungkam insan media, kalangan liberal, dan para ulama moderat?
B: Kekuasaan yang dibungkus dengan jargon-jargon agama, baik di kalangan Yahudi, Nasrani, maupun Islam, merupakan kekuasaan yang fasisme dan diktator. Kita belum pernah mendengar dalam sejarah bahwa ada otoritas keagamaan menerima prinsip musyawarah dan keadilan kecuali di era Nabi SAW. dan Khulafaur Rasyidin.
A: Kami tahu bahwa Anda marah dengan konstitusi (UUD) yang ada, karena menurut Anda konstitusi tersebut tidak dirancang oleh seorang lulusan fakultas hukum, mengapa?
B: Konstitusi harus dirancang oleh para pakar hukum, bukan orang-orang jebolan akademi persiapan dai berijazah diploma. Ditambah lagi ada campur-aduk antara pasal-pasal konstitusi dan aturan pelaksanaan. Pasal-pasal terkait syariat Islam semuanya bertentangan dengan syariat Islam itu sendiri. Saya telah mengirimkan catatan terkait hal itu kepada Presiden dan anggota Majelis Konstituante dari Al-Azhar, namun belum mendapat jawaban.
A: Pasal-pasal apa saja yang membuat Anda marah?
B: Banyak sekali, contohnya pasal 219 yang merupakan pasal penafsir dari pasal 2 UUD yang berbunyi: “Prinsip-prinsip syariat Islam yang mencakup dalil-dalil komplit, kaidah-kaidah ushul fikih dan fikih, serta sumber-sumber rujukan terpercaya di dalam mazhab-mazhab Ahlussunnah wal Jama’ah”. Ini merupakan pasal Wahabi Salafi yang akan mereka gunakan untuk menipu dan membuat konspirasi. Dalil dalam syariat Islam adakalanya bersifat qath’i (pasti) atau zanni (dugaan), dan adakalanya bersifat ijmali (global) atau tafshili (rinci). Menyifati dalil-dalil dalam syariat Islam dengan sifat ‘komplit’ merupakan kesalahan fatal secara ilmiah. Sedangkan kalimat ” kaidah-kaidah ushul fikih dan fikih, serta sumber-sumber rujukan terpercaya” tidak perlu dicantumkan dalam UUD sebuah bangsa yang berakal. Demikian juga, di dalam mazhab Ahlussunnah wal Jamaah ada beberapa ‘ranjau’ yang berhasil diletakkan oleh kalangan Salafi Wahabi di dalam UUD. Hal ini akan menyebabkan terjadinya konflik agama dan sektarian. UUD kita saat ini menyerupai UUD Iran. Meski kita saat ini berada di Mesir yang merupakan jantung dunia Islam dan pusat Al-Azhar, namun kita kerap mengulangi kebodohan yang pernah ada. Kita hanya membatasi penafsiran syariat Islam, atau masalah-masalah fikih, atau konstitusi dengan penafsiran mazhab Ahlussunnah wal Jamaah. Fikih Islam memiliki lima cabang, yaitu mazhab Hanafi, Maliki, Syafii, Hambali, dan Zahiri. Salafi Wahabi sangat bertentangan dengan prinsip tersebut. Menurut mereka, Ahlussunnah wal Jamaah itu adalah Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab. Demikian juga terkait pasal 4 yang mendepak Al-Azhar untuk menjadi rujukan satu-satunya terkait masalah-masalah fikih dan fatwa. Pasal ini akan membuka peluang munculnya rujukan-rujukan alternatif. Oleh karena itu, Salafi Wahabi sekarang ini mendirikan instansi-instansi lain agar dapat menjadi alternatif lain, atau menandingi Al-Azhar itu sendiri.
A: Menurut Anda, mengapa dalam konstitusi baru perempuan terpinggirkan?
B: Perempuan dalam pola pikir Ikhwan dan Salafi Wahabi merupakan warga negara kelas dua, hanya seorang pembantu yang diperistri dan alat pemuas syahwat. Pola pikir tersebut adalah pola pikir dunia ketiga yang cocok untuk kalangan badui.
A: Akankah perempuan memiliki perwakilan di DPR dalam pemilu yang akan datang?
B: Perempuan akan memasuki DPR sebagai hiasan semata, untuk memuaskan Amerika dan Uni Eropa.
A: Bagaimana sebenarnya posisi perempuan dalam Islam?
B: Posisi perempuan dalam Islam, tidak seperti posisinya di kalangan umat Islam saat ini. Islam memuliakan dan mengangkat derajat perempuan. Sepanjang sejarah manusia, tidak pernah ada pernyataan bahwa surga ada di bawah telapak kaki seorang perempuan, kecuali di dalam Islam. Perempuan adalah partner laki-laki. Islam tidak melarang perempuan untuk menduduki jabatan tertinggi di negara. Al-Qur’an sendiri menceritakan tentang Ratu Balqis penguasa Yaman, ibu Nabi Musa ‘Alaihis Salam, Siti Maryam ibu Nabi Isa ‘Alaihis Salam, juga istri-istri Nabi SAW. Ummul Mukminin yang mengajarkan kepada umat tentang dasar-dasar agama Islam.
A: Apa pendapat Anda tentang Menteri Agama?
B: Semoga Allah mengampuninya. Di masa kepemimpinannya, banyak ulama senior Al-Azhar yang disingkirkan dari keanggotaan Majelis Tinggi Urusan Agama, seperti DR. Ahmad Umar Hasyim (Guru Besar Ilmu Hadits Universitas Al-Azhar, red). Para ulama senior Al-Azhar itu disingkirkan dan diganti dengan orang-orang yang tidak berkompeten. Tujuan semua itu adalah untuk menggerus wibawa para ulama, dan menjalankan politik “Orang yang bukan dari golongan kami, maka tidak ada jalan baginya untuk bersama kami”. Ditambah lagi adanya usaha untuk menyingkirkan para ulama Al-Azhar dari masjid-masjid besar dan menggeser mereka ke masjid-masjid kecil pinggiran kota.
A: Bagaimana Anda melihat terkait penggunaan agama dalam politik?
B: Menggunakan agama dalam politik membawa kita kembali ke abad pertengahan. Hal ini akan menyebabkan munculkan pemikiran-pemikiran ekstrem dan peperangan. Inilah yang dilakukan oleh Paus Gereja pada abad pertengahan. Ini sudah diberhangus selama berabad-abad. Karena berpolitik dengan agama dapat menyeret umat Islam ke dalam peperangan sengit. Para politisi islamiyyin saat ini menyalahgunakan agama, sesuai dengan keinginan mereka. Dalam sejarah Islam, slogan-slogan agamis digunakan oleh kaum Khawarij untuk tujuan-tujuan politik melawan Sayyidina Ali r.a. saat mereka menyatakan: “Wahai Ali, hukum hanya milik Allah, bukan milikmu.”
A: Bagaimana menurut Anda mengenai orang-orang yang mencela dan menfitnah di layar televisi atas nama Islam?
B: Mereka telah membahayakan Islam melebihi musuh-musuh Islam sendiri. Tidak ada seorang pun dari mereka yang memiliki kapabilitas keilmuan agama yang mumpuni. Oleh karenanya, amunisi mereka habis untuk berbicara mengenai tema-tema agama. Mereka hanya bisa berbicara mengenai obrolan ringan, peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi, tafsir mimpi, dan materi-materi tarbiyah ringan yang merupakan pondasi pembangun karakter mereka, yang ini semua menyebabkan syariat Islam terasa kering dan merendahkan akhlak.
A: Apakah tindakan para syekh Salafi sesuai dengan pemahaman Islam yang benar?
B: Sangat disayangkan, mereka melaksanakan agenda Wahabi yang berasal dari negara Teluk. Tujuan utamanya adalah untuk menggeser Mesir dari peran kepemimpinannya dalam menyebarkan Islam yang diwakili oleh Al-Azhar. Ada negara Teluk yang bermimpi ingin mengambil peran sentral Mesir, namun terhalang oleh keberadaan Al-Azhar. Oleh karena itu, mereka berpikir pentingnya mendirikan rujukan alternatif atau setidaknya instansi tandingan Al-Azhar. Bertolak dari hal ini, mulai ada upaya untuk menebarkan keraguan ke masyarakat akan keilmuan dan sikap moderat Al-Azhar.
A: Apa pendapat Anda tentang fatwa takfir terhadap siapa pun yang menentang Ikhwanul Muslimin dan Salafi?
B: Fatwa takfir tersebut akan terus muncul selama Ikhwan dan Salafi memimpin Mesir. Mereka melanjutkan kebijakan keamanan yang salah dari rezim sebelumnya.
A: Bagaimana cara menghadapi fatwa tersebut?
B: Caranya dengan memperkuat instansi Al-Azhar, tidak mengucilkan para ulama yang berkompeten, dan melarang berfatwa tanpa ilmu yang mumpuni.
A: Anda adalah orang pertama yang menyerukan perlunya stasiun televisi yang berbicara atas nama Al-Azhar, mengapa?
B: Saya menyerukan hal itu untuk melawan tersebarnya pemahaman-pemahaman dan pemikiran-pemikiran yang salah dari para syekh Salafi dan Ikhwan. Sayangnya, saluran televisi milik mereka telah memasuki rumah orang-orang awam. Dakwah Al-Azhar tidak cukup hanya dilakukan di masjid-masjid. Al-Azhar harus menggunakan sarana dan senjata yang sama dengan mendirikan stasiun televisi yang menyiarkan pemahaman Islam yang benar, yang jauh dari persoalan mazhab-mazhab akidah dan fikih, serta urusan politik. Stasiun ini berdiri secara independen yang diisi oleh para ulama yang ikhlas, tidak mengharapkan ketenaran dan kekayaan, serta mereka harus menjadi panutan umat bukan justru menjadi pengikut kelompok tertentu.
A: Apa hambatan untuk mewujudkan lahirnya stasiun televisi ini?
B: Saya tidak tahu.
A: Apakah Anda pernah menggalang dana untuk mendirikan stasiun televisi Al-Azhar?
B: Saya tidak pernah melakukan hal itu. Saya seorang ulama dan dai. Tugas dan misi saya adalah berdakwah, bukan urusan uang.
A: Mengapa Anda dituduh demikian?
B: Tuduhan ini merupakan rangkaian tuduhan yang dilakukan oleh Ikhwanul Muslimin dan Salafi yang menuduh saya sebagai orang Syiah dan Sufi, serta saya membela para artis. Entah tuduhan apa lagi selanjutnya.
A: Apakah benar Anda membela artis Ilham Shaheen?
B: Merupakan sebuah kehormatan jika saya membela seorang warga negara Mesir yang dituduh telah berbuat zina. Saya melakukan itu untuk membela reputasi dakwah Islam. Pijakan saya dalam melakukan pembelaan tersebut adalah prinsip dasar Islam, dan saya tidak tahu detail prilaku artis tersebut. Saya senantiasa berbaik sangka kepada seluruh warga Mesir. Itu saya lakukan bukan untuk membela seseorang (artis tersebut, red), namun saya membela dakwah Islam yang terlepas dari tuduhan zina kepada orang lain dengan cara seperti itu.
A: Apa alasan Salafi menyerang Anda?
B: Salafi telah meletakkan saya di kepala mereka. Mereka akan terus menyerang saya sampai saat ini. Itu karena saya terus menjalankan misi untuk mengoreksi pemahaman-pemahaman yang salah tentang ajaran Islam. Hal inilah yang membuat kalangan ekstrimis tidak nyaman. Saya menjalankan misi ini sejak 50 tahun lalu, saat gerakan terorisme mulai merebak yang sekarang ini menjadi satu bagian aneh di tengah-tengah kehidupan kita. Saya mengritik mereka dalam buku-buku yang saya tulis. Saya telah membongkar kedok mereka saat saya menulis buku berjudul “Ahdaaf al-Fikr al-Wahabi wa as-Salafiyah bainan al-Ashil wa ad-Dafiin” (Tujuan Sekte Wahabi Salafi Antara Prinsip Murni dan Agenda Tersembunyi). Saya juga telah menulis buku tentang pemahaman Islam yang benar untuk dikonsumsi kalangan muslim luar negeri, melalui perantara Kementerian Luar Negeri. Semua itu saya perjuangkan sendiri.
A: Bagaimana mereka menyerang Anda?
B: Mereka menyerang saya di mana-mana. Itu dimulai ketika saya mengajar di masjid-masjid, mereka mempersulit keberadaan saya di masjid-masjid tersebut. Demikian juga saat saya mengajar secara khusus kepada para pemuda dan kalangan perempuan. Ditambah lagi, mereka melakukan berbagai ancaman hingga sampai pada pelecehan fisik, menebar tuduhan bohong, dan memalsukan potongan-potongan video dari media demi menggiring opini publik untuk memusuhi saya.
A: Mengapa berbagai ancaman tersebut muncul?
B: Karena saya satu-satunya yang secara nyaring menyuarakan kebenaran menentang pemikiran radikal dan kekerasan bersenjata yang dilakukan oleh Ikhwanul Muslimin dan Salafi.
A: Apa pendapat Anda tentang Mursyid Ikhwanul Muslimin?
B: Apa yang Anda maksud dengan mursyid? Saya ingin tahu arti spesifik dari kata “mursyid”. Apakah yang Anda maksud mursyid politik atau mursyid agama? Saya tidak tahun, sebenarnya dia mursyid di ranah yang mana.
A: Siapa sebenarnya yang memimpin Mesir?
B: Sangat ruwet dan kacau.
A: Bagaimana menurut Anda terkait Jamaah Amar Ma’ruf Nahi Munkar?
B: Itu adalah kelompok para remaja dari kalangan Salafi yang ingin terkenal di dunia dengan memakai nama Islam.
A: Anda pernah menyatakan bahwa jika jamaah tersebut benar-benar ada, maka perlu dipertanyakan keberadaan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kehakiman, kenapa?
B: Saya tidak bermaksud meremehkan keberadaan kedua menteri tersebut. Akan tetapi, jika organisasi Amar Makruf Nahi Munkar berdiri, maka apa manfaat dan tugas dari Menteri Dalam Negeri dalam menjaga stabilitas keamanan dan Menteri Kehakiman sebagai badan peradilan?
A: Menurut Anda, siapa yang berhak melakukan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar?
B: Sudah tentu para ulama Al-Azhar.
A: Apakah mahasiswa Universitas Al-Azhar terpengaruh dengan pemikiran mereka?
B: Universitas Al-Azhar, dengan manhajnya yang moderat berisi kader-kader salafi dalam jumlah besar. Juga ada upaya untuk meracuni pikiran para mahasiswa Al-Azhar di asrama-asrama Al-Azhar. Hal itu Ikhwan lakukan dengan cara membelikan sebagian buku untuk para mahasiswa. Demikian juga, setiap hari Jumat ada mobil menjemput para mahasiswa dari asrama untuk diantar ke pengajian para syekh Salafi yang tidak henti-hentinya menghina Al-Azhar, hingga para mahasiswa tersebut mendengarkan ceramah yang menyatakan Al-Azhar kafir dan syirik menurut keyakinan mereka. Orang-orang Salafi Wahabi mengafirkan para ulama Al-Azhar. Mereka menuduh Al-Azhar telah mencampurkan bid’ah dan kemusyrikan. Mereka berusaha keras untuk mengubah akidah dan manhaj (metodologi) Al-Azhar dan diganti dengan metodologi badui, hingga Al-Azhar berubah menjadi instansi Wahabi dan sekte Wahabi tegak di bumi Mesir.
A: Apakah menurut Anda ada perbedaan antara sekulerisme, liberalisme, dan kalangan kiri?
B: Tidak ada perbedaan. Semua itu merupakan ideologi politik dan ekonomi yang tidak akan mempengaruhi keberagamaan seseorang selagi dia mengucapkan dua kalimat syahadat. Seorang liberal dan sekuler yang muslim jauh lebih baik daripada orang yang mengaku menegakkan agama Islam. Mereka memiliki pemikiran yang bersih jauh lebih baik daripada para penjual agama. Kata liberal dan sekuler tidak bermakna agama, namun itu hanya ideologi politik semata.
A: Bagaimana Anda melihat tragedi kota Khosus baru-baru ini?
B: Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Al-Azhar dengan para ulamanya dan Gereja dengan para pastornya bekerjasama melawan agresi Ikhwanul Muslimin dan Salafi. Beberapa hari setelah Al-Azhar dilecehkan dengan berdemo di Kantor Grand Shaikh Al-Azhar, terjadi penyerangan terhadap Gereja Katredal. Apa yang bisa kita harapkan dari para pemuda yang terdoktrin oleh Yasir Buhami, Ya’kub, dan Abu Islam?!
A: Meski rezim Mubarak buruk, namun sebagian rakyat Mesir beranggapan bahwa itu masih lebih baik daripada rezim saat ini?
B: Rezim Mubarak tidak semuanya buruk. Mubarak telah berkontribusi dalam membangun militer, perang istinzaf (the war of attrition) dengan Israel, kemenangan Oktober, dan membangun pondasi-pondasi negara seperti jalanan, alat transportasi, dan kota-kota baru. Ya, memang dia melakukan banyak kesalahan, akan tetapi dia merupakan bagian dari sejarah militer Mesir. Adapun sekarang ini, saya sendiri tidak tahu apa yang harus saya katakana tentang Presiden sekarang. (habis)

- See more at: http://www.inilah-salafi-takfiri.com/general/dr-ahmad-karimah-lawan-paham-radikal-al-azhar-harus-gunakan-televisi-wawancara-eksklusif-bagian-2#sthash.AjBEp3ip.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar