Rabu, 23 September 2015

Kaum Wahhabi Anti Ziarah Kubur Karena Katanya Kuburan Adalah Berhala



Kaum Wahhabi melihat makam Wali sebagai berhala, maka pantas saja Kaum Wahhabi melihat para Peziarah di Makam Wali juga sebagai penyembah kuburan!
Tidak aneh terdengar di telinga kita, kaum Wahhabi sering mengucapkan kata “kuburiyun” yang maksudnya adalah para penyembah kuburan, yang mana ini berarti jutaan kaum muslimin di selurh dunia adalah musyrik di mata kaum Wahhabi.

BUKU PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI)UNTUK MTS SEBUT MAKAM WALI SEBAGAI BERHALAKesesatan-Kaum-Wahhabi-Anggap-Ziarah-Kubur-Sebagai-Menyembah-Kuburan

Buku mata pelajaran ‘Sejarah Kebudayaan Islam’ (SKI) Kelas VII Madrasah Tsanawiyah (MTs/setingkat SMP) Kurikulum 2013 menuai protes. Pasalnya, dalam buku terbitan Kementerian Agama RI tahun 2014 itu menyebut makam wali yang biasa diziarahi umat Islam sebagai berhala di era modern.

Penyebutan itu terdapat pada BAB I; Kearifan Nabi Muhammad SAW. Wujudkan Kedamaian, Sub Bab A. Kondisi
Masyarakat Mekkah sebelum Islam pada halaman 13-14 ada petunjuk mengajar;
1. Guru meminta Peserta didik tetap di kelompok besarnya untuk mendiskusikan tentang perbandingan antara kondisi kepercayaan Mekkah dengan kondisi kepercayaan sekarang.
2. Guru meminta setiap kelompok menulis hasil diskusinya di kertas. Kemudian hasilnya diserahkan ke guru untuk dinilai. 3. Guru meminta salah satu kelompok mempresntasikan hasil kerjanya.
Contoh Jawabanya:
a. Persamaanya:
1) Masih ada yang menyembah berhala, mempercayai benda-benda, dan selalu meminta kepada benda-benda.
2) Mereka tidak bodoh secara keilmuwan.
3) Mendatangi para dukun.
b. Perbedaan:
1) Berhala dilakukan oleh agama selain Islam yaitu Hindu, Budha.
2) Berhala sekarang adalah kuburan para Wali.
3) Istilah dukun berubah menjadi paranormal atau guru spiritual.
Kalimat “Berhala sekarang adalah kuburan para Wali” tersebut yang menuai protes. Adalah Faiq Aminuddin, Kepala Sekolah MTs Irsyaduth Thulab, Tedungan, Wedung, Demak, yang pertama kali melontarkan protes dan diadukan ke laman NU.
“Pemberian contoh yang menyebutkan berhala sekarang adalah kuburan para wali tentu tidak sesuai dengan ajaran yang anut oleh warga NU,” tulis Faiq dalam keterangan tertulisnya, Selasa 16 September 2014.
Menurut Faiq, buku tersebut tidak tepat bila dijadikan sebagai buku pegangan bagi semua guru MTs se-Indonesia karena ada banyak MTs yang berada di bawah naungan LP Ma’arif NU.
Faiq meminta agar PBNU bersama Kementerian Agama untuk mengkaji ulang buku-buku yang sudah terlanjur diedarkan tersebut. Terutama kalimat yang menyebut kuburan wali sebagai berhala.
“Sungguh sangat disayangkan adanya kalimat yang menyatakan bahwa kuburan wali adalah berhala. Maka sudah seharusnya buku ini perlu segera dikaji ulang dan direvisi,” pungkasnya. (ahay).
Selasa, 16 September 2014, 13:06
Abdul Hady JM – SantriNews.com – (http://www.santrinews.com/)

EKSISTENSI KAUM WAHHABI PENGANCAM NKRI

Dari Wikipedia disebutkan, bahwa Wahhabisme adalah gerakan keagamaan atau cabang dari Islam. Gerakan ini dikembangkan oleh seorang teolog Muslim abad ke-18 (Muhammad bin Abdul Wahhab) dari Najd, Arab Saudi, yang menganjurkan membersihkan Islam dari “ketidakmurnian”.
Wahhabisme adalah bentuk dominan dari Islam di Arab Saudi. Wahhabi telah mengembangkan pengaruh yang cukup besar di tengah komunitas-komunitas Muslim dunia melalui pendanaan masjid Saudi, sekolah dan program sosial.
Doktrin utama Wahhabi adalah “Tauhid, Keesaan dan Kesatuan Allah”. Ibn Abd-al-Wahhabdipengaruhi oleh tulisan-tulisan Ibnu Taymiyyah dan mempertanyakan interpretasi klasik Islam, mengaku mengandalkan Alquran dan Hadits. Ia menyerang sebuah “kemerosotan moral yang dirasakan dan kelemahan politik” di Semenanjung Arab dan mengutuk apa yang dianggap sebagai penyembahan berhala, kultus populer orang-orang kudus, dan kuil dan kunjungan ke kuburan.
Istilah “Wahabi” dan “Salafi” (serta ahl al-hadith, orang-orang hadits) sering digunakan secara bergantian, tapi Wahabi juga telah disebut sebagai “orientasi tertentu dalam Salafisme”, yang dianggap ultra-konservatif.(http://id.wikipedia.org/wiki/Wahhabisme).
Apakah Eksistensi Kaum Wahhabi bisa mengancam keutuhan NKRI? Eksistensi kaum Wahhabi dimana pun mereka berada di dunia mana pun selalu menimbulkan masalah ketika mereka mempunyai kesempatan untuk mempberontak terhadap pemerintahan yang sah. Hal ini karena ajaran dan doktrin radikalisme yang dikembangkan di antara mereka bahwa apapun yang tidak sesuai dengan pemahaman mereka harus dilawan kalau perlu dengan “berjihad”.
Negara-negara yang telah merasakan “pahitnya racun” keberadan kaum Wahhabi adalah negaraSuriah, Irak, Yaman, Tunisia, Libya, Afganistan, Pakistan, Somalia dan beberapa negara yang masih terus mengalami terror yang dilancarkan kaum berpaham ajaran Wahhabi. Jadi dengan dengan demikian eksistensi kaum Wahhabi di Indonesia pun masih menjadi ancaman bagi keutuhan NKRI. Bahkan Indonesia pun sudah pernah mengalami terror bom bunuh diri beberapa kali oleh mereka yang menganut ajaran paham Wahabi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar