Jumat, 25 September 2015

Tips Dari Imam Al-Ghazali Agar Bisa Meredam Amarah


Tips Dari Al-Ghazali Agar Bisa Meredam Amarah
Tips dari Al-Imam Al-Ghazali tentang cara meredam marah dalam Kitab Ihya' Ulumiddin

الأول أن يتفكر في الأخبار التي سنوردها في فضل كظم الغيظ والعفو والحلم والاحتمال فيرغب في ثوابه 
1. Bertafakur dengan hadits-hadits tentang keutamaan orang yang mampu menahan amarah, pemaaf dan orang bijaksana
seperti hadits
“hai anak adam, ingatlah Aku ketika marah, Aku akan mengingatmu saat marah maka tidak akan Aku hapus engkau dalam golongan orang-orang yang Aku hapus”
الثاني أن يخوف نفسه بعقاب الله  
3. Menakuti diri kita sendiri akan siksaan Allah bagi orang pemarah
الثالث أن يحذر نفسه عاقبة العداوة والانتقام وتشمر العدو لمقابلته والسعي في هدم أغراضه والشماتة بمصائبه وهو لا يخلو عن المصائب فيخوف نفسه بعواقب الغضب في الدنيا إن كان لا يخاف من الآخرة 
3. Mengingatkan dirinya sendiri akan dampak permusuhan karena bisa saja akan berdampak menimbulkan musibah di dunia pada diri sendiri bila ia tidak takut akan dampak marah saat di akhirat kelak
الرابع أن يتفكر في قبح صورته عند الغضب بأن يتذكر صورة غيره في حالة الغضب ويتفكر في قبح الغضب في نفسه 
4. Membayangkan jeleknya wajah orang yang marah, dengan cara mengingat orang lain saat marah, bararti kitapun kalau marah juga jelek
الخامس أن يتفكر في السبب الذي يدعوه إلى الانتقام ويمنعه من كظم الغيظ 
5. Mengingat-ingat kembali hal yang menjadikan kita marah dan bisa menghilangkan sabar kita
 
السادس أن يعلم أن غضبه من تعجبه من جريان الشيء على وفق مراد الله لا على وفق مراده فكيف يقول مرادي أولى من مراد الله ويوشك أن يكون غضب الله عليه أعظم من غضبه 
6. Mencoba menyadari bahwa marah sebenarnya adalah keinginan agar yang dikehendaki sesuai dengan kehendak Allah, bukankah artinya kita akan memaksakan kehendak kita diatas kehendak Allah ?
وأما العمل فأن تقول بلسانك أعوذ بالله من الشيطان الرجيم هكذا أمر رسول الله صلى الله عليه و سلم أن يقال عند الغيظ 
Saat marah hendaknya mengucapkan ''A'udzu billahi Minassyaithani arrajiim, sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah SAW saat marah.

Ihya' Ulumiddin III/173 

Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar